Jakarta – Produk Amerika Serikat (AS) berlogo halal kini bisa diakui juga kehalalannya di Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) mengungkap ada 5 badan sertifikasi halal AS yang sudah terakreditasi.
Halal adalah industri yang amat besar, terutama untuk Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia.
Produk-produk impor yang beredar di Indonesia akan bertambah nilainya jika sudah mengantongi sertifikat halal atau diakui kehalalannya oleh lembaga penjamin terkait. Sebab dengan memilih produk berlogo halal, muslim merasa lebih aman dan yakin dalam mengonsumsinya.
Hal itu menjadi awal mula permintaan produk halal semakin besar, tak hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri. Produk-produk impor bakal berpeluang lebih besar dibeli oleh muslim jika sudah memiliki logo halal.
Namun tak sekadar logo halal, konsumen muslim kini semakin kritis mencari tahu apakah badan sertifikasi yang memberi logo halal itu benar-benar kredibel atau tidak. Lebih bagus lagi jika badan sertifikasi halal di luar negeri itu sudah diakui di Indonesia.
Kabar terbaru untuk muslim, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berwenang soal sertifikasi halal di Indonesia, kini mengakui 5 badan sertifikasi halal AS yang telah mereka akreditasi dan hasilnya memenuhi persyaratan layak.
Kelimanya adalah American Halal Foundation (AHF), Islamic Society of the Washington Area (ISWA) – Halal Certification Department, Islamic Society of America (ISA), Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA), dan Halal Transaction Omaha (HTO).
Dalam temu media (2/4) di @america Pacific Place, detikfood bertemu dua badan sertifikasi halal AS itu. Mereka adalah Aly Ghanim dari Departemen Sertifikasi Halal DBA ISWA, Kamar Dagang Halal AS (USA Halal Chamber of Commerce, Inc.) dan James Chambers selaku Chief Operating Officer (COO) American Halal Foundation (AHF).
Keduanya bercerita soal proses sertifikasi halal yang mereka jalani dalam mengupayakan memenuhi standar-standar yang ditetapkan oleh BPJPH., tantangan, serta komitmen mereka dalam menghadirkan produk-produk halal.
Peluang produk halal meningkatkan nilai perdagangan
James menuturkan banyak produsen di AS, khususnya agrikultural, belum tahu kalau Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia. “Daging sapi, misalnya, itu makanan pokok di AS, tapi daging punya tantangan dan kesulitan untuk dipasarkan terkait masalah kehalalannya,” kata James
Ia pun menilai ada peluang pemasaran untuk produk tersebut, begitu pun dari sisi produsen. “Produsen melihat ada peluang yang lebih besar sehingga mereka mau memenuhi sejumlah persyaratan halal, jadi kita bisa masuk ke Indonesia, Malaysia, dan lain-lain.
Dari rilis yang detikfood terima, tertulis bahwa pertumbuhan bisnis senilai 1 miliar dollar AS tercipta berkait sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh AHF. Pihak mereka juga mengklaim kalau klien AHF memiliki pendapatan tahunan lebih dari 250 miliar dollar berkat produk bersertifikat halal.
Sementara itu, soal kemunculan banyaknya badan sertifikasi halal di AS, Aly menambahkan bahwa hal itu bukanlah sebuah mandat dari pemerintah AS. Namun secara tidak langsung, kebijakan halal akan menjadi sesuatu yang bantu mengurangi kesenjangan defisit ekonomi.
“Kita tahu banyak produk AS mulai masuk ke Indonesia dengan standar halal yang ditetapkan pemerintah Indonesia. Ini membuat produk AS lebih mudah diakses oleh konsumen Indonesia,” jelasnya.
Proses pengajuan ke BPJPH sudah sejak 2022
Menyoal permohonan sertifikasi kepada BPJPH, James menuturkan pihaknya sudah mulai mendaftar sejak pertengahan 2022. “Lalu asesmen di AS selesai pada Agustus 2023. Kami juga mendapat follow-up dan komunikasi dari Agustus sampai waktu disetujui, dengan menjawab pertanyaan dan memenuhi persyaratan dokumen lain,” ujarnya.
Sementara Aly mengatakan pihaknya sudah mengajukan permohonan sertifikasi pada BPJPH sejak September 2022. “Proses nasional itu awalnya kami mengisi formulir permintaan dari BPJPH. Setelah mereka meninjau permintaan itu, mereka akan memberitahu jika ada kekurangan atau dokumen baru yang dibutuhkan,” kata Aly.
Setelah itu, pihak BPJPH datang melakukan asesmen langsung ke AS. “Pihak BPJPH datang dan melihat proses sertifikasi halal yang kami lakukan. Mereka menambahkan sejumlah investigasi yang sehat dalam dokumen kami, untuk memastikan kami mengikuti standar-standar yang ditetapkan di Indonesia,” kata Aly.
James menambahkan, setiap bidang atau kekhususan yang diperiksa itu diwakili oleh pakar yang akan diwawancarai. “BPJPH ingin tahu apakah kamu benar-benar memahami bidangnya. Saya pikir itu sangat penting,” ujarnya.
Menurut James, waktu asesmen saat itu dilakukan selama 3 hari. Tim BPJPH juga diterbangkan ke beberapa negara bagian di AS.
Tantangan proses sertifikasi halal
Diakui Aly dan James, ada beberapa tantangan yang mereka hadapi saat mengajukan sertifikasi halal ke BPJPH. Menurut Aly, pertama soal jarak.
“Tantangan terbesar ada pada jarak Indonesia dan AS yang sangat jauh. Jadi untuk membuat tim asesmen Indonesia datang dan bekerja sama dengan kita itu butuh waktu mengingat AS juga benua yang sangat luas. Karena tidak semua tempat sertifikasi itu sama, tersebar di beberapa lokasi yang lokasinya juga berjauhan,” ujar Aly.
Sementara menurut James, tantangan itu ada pada memenuhi standar/mandat yang ditetapkan Indonesia. Ia mengatakan bersyukur, “Kami juga dibantu oleh pihak kedubes AS di Indonesia.”
Meski sulit, tapi Aly mengatakan proses sertifikasi ini dilewati dengan lancar dari awal sampai akhir. “Prosesnya memang cukup menantang, tapi ini hal bagus membuat kami jadi memenuhi syarat yang tinggi,” ucapnya.
Halal soal kepercayaan dan kejujuran
Dengan diakuinya badan halal yang ia pimpin oleh BPJPH, Aly berharap konsumen Indonesia memahami konsepnya. “Penting untuk konsumen Indonesia mengetahui bahwa dengan semua sertifikasi halal AS yang sudah diakui di Indonesia, apa yang kami lakukan adalah tidak memenuhi standar kami, tapi standar yang berlaku di Indonesia. Jadi konsumen bisa percaya sepenuhnya, ketika mereka mendapatkan produk dengan logo halal dari AS, itu sudah diverifikasi oleh pemerintah Indonesia. Mereka bisa meyakini itu halal dan mematuhi standar tinggi,” ujarnya.
Sedangkan James menuturkan, konsep halal adalah soal kepercayaan dan kejujuran. Mereka menjaga kepercayaan itu dengan memastikan kejujuran sampai ke semua tingkat rantai pasikan yang terlibat.
Sumber : food.detik.com